Perompak Somalia Minta Tebusan US$ 4,5 Juta Bebaskan 4 WNI Tapi Tak Direspons
AGEN SBOBET TERPERCAYA - Pembebasan empat Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera perompak Somalia selama empat tahun sempat diwarnai permintaan tebusan US$ 4,5 juta. Permintaan itu tak direspons.
"Pada awal-awal mereka meminta kepada Indonesia 4,5 juta US Dollar (sekitar Rp 58 miliar). Ke negara lain juga mereka minta beda-beda. Tapi setelah kita intensifikasi kerjasama untuk pembebasan, kita tidak pernah bahas itu," jelas Dirjen Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu M Iqbal.
Hal itu diungkapkan dia saat penyerahan empat WNI sandera perompak Somalia yang sukses dibebaskan kepada keluarga di Kemenlu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat.
"Pemerintah tidak akan melakukan negosiasi dengan kelompok kriminal. Dan pemerintah tidak akan pernah terlibat dalam pembayaran," tegas Lalu Iqbal.
Kelompok yang menyandera mereka pun, imbuh Lalu, tidak diketahui nama kelompoknya. Apakah Al Shabab?
"Bukan Al Shabab, jumlah kelompok di Somalia banyak sekali, tidak ada penamaan kelompoknya. Kita hanya thau orangnya,"
Perusahaan yang mempekerjakan 4 WNI sebagai Anak Buah Kapal (ABK) pun, sudah bangkrut. Sehingga tidak ada lagi pihak yang menanggung hak 4 WNI dan sandera ABK lainnya itu.
"Karena itu kita akan cari mekanisme dan bantuan terhadap mereka. Perusahaannya sudah bangkrut, sudah kolaps,"
Proses diplomasi ini memakan waktu lama sejak 4 tahun lalu. Namun instruksi Presiden Jokowi pada Menlu Retno LP Marsudi untuk mengintentifkan langkah diplomasi diterima Januari 2015.
BANDAR IBCBET TERPERCAYA - "Kemudian Menlu memberikan arahan untuk komunikasi dengan pemerintah negara lain. Dan pada waktu itu, dan kita langsung bisa koordinasi dengan Filipina dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Jadi proses terpadu ini mulai bulan Mei 2015, total 18 bulan, sampai mereka dibebaskan," tutur Lalu yang menjelaskan proses panjang diplomasi Indonesia dalam pembebasan 4 WNI dalam cengkeraman perompak Somalia ini.
Perompak Somalia Minta Tebusan US$ 4,5 Juta Bebaskan 4 WNI Tapi Tak Direspons
4/
5
Oleh
Erna lim
